NASIB para pedagang buah dan bibit tanaman pertanian di Delitua beberapa hari belakangan tak seperti biasanya. Sepi pembeli.
Kondisi yang tidak seperti biasanya ini akibat tanah yang mereka tempati dipinjam pakai pihak Polsek Delitua. "Ya ginilah nasib kami beberapa hari ini, nggak seperti biasanya. Biasanya yang kami dapat berkisar Rp100 ribu keuntungan. Tapi sejak digusur, hampir tak ada yang datang untuk membeli dagangan kami. Alasannya untuk pelebaran Polsek Delitua," papar Marta beru Bangun kepada wartawan, Kamis (3/11).
Menurut penjual bibit cabai dan terong itu, awal April 2015, para pedagang juga sempat digusur. Lalu pihak Pemkab Deliserdang ingin membangun dinding tembok untuk pagar, para pedagang berontak. Namun sayangnya itu pun tak ditanggapi serius pihak pemerintah. Sekarang pun begitu. Padahal, ujarnya, sejak dinding pagar tembok selesai dibangun, para pedagang kembali berjualan seperti biasanya.
"Kami para pedagang di sekitar tembok hanya sekitar 15 Orang. Alasan mereka menggusur kami karena menghalangi kelancaran arus lalu lintas. Padahal kami berada setengah meter dari batas pasar," ungkap
Ari Tarigan, penjual bunga.
Kini, imbuhnya, mereka melakukan penggusuran lagi dengan alasan yang sama. Tetapi, tanyanya, tembok yang mereka bangun tahun 2015 kenapa dirobohkan?.
Marta menambahkan, para pedagang tak tahu mengapa pihak kepolisian tega mengusir mereka dan memasukkan dump truck pengangkut material ke lokasi jualan mereka. "Sekarang, ya beginilah, sepi, tak ada pembeli. Sedangkan barang yang kami jual, barang yang cepat busuk. Seperti bunga, buah dan bibit-bibitan. Kalau begini terus, mau kami kasih makan apa anak kami," ujar Marta sedih.
Soal pinjam pakai lahan tersebut juga tak dibantah Camat Delitua, Kurnia Boloni. "Benar, kita sudah pinjam pakaikan sebagian tanah milik Pemkab Deliserdang ke Polsek Delitua, mengingat lokasi Polsek Delitua sudah sangat sempit," pungkasnya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar