Kamis, 10 November 2016

Rekanan Proyek Tol Tak Ganti Rugi Tanaman

UANG ganti rugi tanaman yang diratakan untuk pembangunan jalan tol belum dibayar. Akibatnya warga Desa Sumberjo Kecamatan Pagar Merbau pun meradang. Sebab, tanaman pohon pisang, pepaya, mahoni, cokelat, lamtoro, kelapa, rimbang dan bambu, merupakan harapan pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Dan kini sudah tak ada lagi.

Jumiran Kacuk (57), mewakili tiga warga lainnya, Nasib Tarigan (28), Girin (58) dan Sarijan (56), kepada wartawan, Kamis (10/11), mengungkapkan hal dengan miris. Harapan 4 warga Dusun Sri Mulya B Desa Sumberjo Kecamatan Pagar Merbau itu, untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup dari tanam-tanaman, kini sudah buyar. Bahkan lahan perladangan yang dikelola Jumiran Kacuk seluas 15 rante pun sudah rata.

"Enggak tahu lagi aku mau berbuat apa. Ladang yang sejak tahun 1990 kukelola itu sudah rata. Tapi tanaman yang sudah kurawat dari kecil malah tak diganti rugi pihak proyek jalan tol. Tega kali lah mereka itu," keluh Jumiran Kacuk.

Bahkan menurut kakek bercucu empat ini, tanaman pisang yang berjumlah 50 pohon, pepaya 346 pohon, mahoni 9 pohon, cokelat 11 pohon, lamtoro 7 pohon, kelapa 10 pohon, rimbang 4 pohon dan 3 rumpun bambu itu, sudah terdata dalam surat keterangan yang dikeluarkan Desa Sumberjo Nomor: 99/II/2016 lalu. Namun jika ditanya kepada pihak kantor Desa Sumberjo, selalu dikatakan masih dalam proses. Parahnya lagi, isu yang tersebar di masyarakat menyebutkan, jika ganti rugi tanaman itu sudah dibayar pihak proyek pembangunan jalan tol. Hal itulah yang membuat 4 warga tersebut kian meradang.

"Ada yang bilang tanaman itu sudah dibayar, ada pulak yang bilang masih dalam proses. Gimana kami tak bingung?," sebut Jumiran Kacuk.

Kepala Desa Sumberjo, Edward Manik, saat dikonfirmasi, tak membantahnya. Anehnya, Edward juga bingung bagaimana solusi mengatasi masalah 4 warganya tersebut. "Aku juga merasa dibola-bola pihak proyek itu. Sampai pergi aku ke kantor Waskita yang ada di Medan, tapi jawabnya tak jelas. Kasihan aku melihat wargaku itu," ungkap Edward.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar