pengendalian hama lalat buah serentak di Kab. Dairi, berjalan kurang maksimal. Keterbatasan alat pengasapan (Fogging) menjadi kendala dalam proses pengasapan yang digelar di 8 kecamatan di Dairi.
Akibatnya pengasapan harus dilakukan secara bertahap dan tidak seluruh lahan tanaman jeruk yang sudah didata bisa mendapat pengasapan secara serentak.

Menurut Helga, walaupun terkendala dengan keterbatasan alat fogging, pengasapan akan tetap dilaksanakan hingga Sabtu (22/10) sesuai jadwal pelaksanaan.
“Buah jeruk yang jatuh akibat terserang lalat buah, kami kumpulkan dan masukan dalam plastik kedap udara agar telur lalat buah dalam buah jeruk tidak bisa menetas dan berkembang biak. Kami juga membagikan kepada petani jeruk perangkap petrogenol dan lem tikus untuk membantu pengendalian lalat buah ini,” terangnya.
Terpisah, salah seorang petani jeruk ketika ditemui di ladangnya terkait pengasapan dan bantuan pembasmi lalat buah mengakui kalau sempat didatangi petugas PPL. Namun kedatangannya hanya menanyakan luas dan jumlah tanaman jeruk.
“Saya sebelumnya sudah mendengar rencana Pemkab Dairi untuk melakukan pembasmian lalat buah secara serentak hari ini. Sehingga saya langsung berangkat ke ladang untuk melakukan persiapan, tapi setelah saya tunggu-tunggu hanya petugas PPL yang datang menanyakan luas dan jumlah tanaman jeruk,” sebut petani jeruk bermarga Sihombing ini.
Pantauan M24 di lapangan, pelaksanaan pembasmian lalat buah di 8 kecamatan di Dairi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Karena masih banyak petani jeruk yang belum terdata sehingga pelaksanaan pembasmiannya tidak maksimal. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar