LEBIH dari 51 tahun upaya pemberantasan buta aksara digeber pemerintah. Namun masalah buta huruf tak pernah tuntas. Data Kemendikbud, saat ini, 5,9 juta rakyat Indonesia tak pandai membaca.
Gubernur Sumatera Utara, HT Erry menyebutkan, jumlah 5,9 juta ini meskipun menurun dibanding tahun 2005 lalu, yang mencapai 14,89 juta orang, namun persoalan buta huruf tetap tak pernah tuntas.
"Kepada para bupati/walikota, saya ingatkan kembali agar mengalokasikan dana APBD untuk kegiatan pemberantasan buta aksara atau program pendidikan fomal dan non-formal di daerah masing-masing. Sehingga terget rakyat Indonesia melek baca sesuai semangat Nawacita Presiden Jokowi dapat tercapai," kata Erry, pada peringatan Hari Aksara Internasional ke-51 di Lapangan Indra Sakti, Indra Pura, Kecamatan Air Putih, Batubara, Minggu (11/12).
Menurutnya, meski mengalami penurunan, pemberantasan buta huruf menemui sejumlah kendala. Diantaranya faktor kemiskinan, lokasi yang jauh dan terisolir, hingga susah terjangkau (pelosok) serta minimnya motivasi belajar.
Sementara, Bupati Batubara, OK Arya Zulkarnain, menyampaikan ucapan terima kasih atas dipilihnya Batubara sebagai tuan rumah. "Pengembangan pendidikan keaksaraan ke depan harus ditumbuhkembangkan dengan memberikan pendidikan kecakapan hidup. Baik soft skill berupa sikap dan karakter, maupun hard skill dalam bentuk ketrampilan atau vokasional kepada setiap warga belajar atau peserta program pendidikan keaksaraan," kata OK Arya.
Turut hadir, Wagubsu terpilih Nurhajizah Marpaung, Bupati Asahan Taufan Gama Simatupang, Walikota Tanjung Balai M Syahrial, Dandim 0208/AS Letkol Arm Suhono, Plt Kadisdik Provsu Arsyad Lubis serta pejabat SKPD Batubara. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar