Kamis, 23 Februari 2017

Petani Asahan Terancam Gagal Panen

AKIBAT terserang penyakit, 400 hektar tanaman padi di Kampung Sei Loba Dusun VIII, IX dan X Desa Perbangunan Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan rusak. Sejumlah petani terancam gagal panen.

Tanaman padi yang baru ditanam maupun yang sedang tumbuh mendadak mati, meski sudah dialiri air dan diberikan pupuk. Para petani di daerah itu mengeluh.

Amatan wartawan, kemarin, padi menguning dan tidak tumbuh seperti biasanya. Akibat musibah ini, sebahagian petani meninggalkan lahannya. Sebahagian lagi masih berharap padi mereka bisa tumbuh hidup dengan coba menyisip tanaman padi yang mati.

Menurut S Manurung (56), seorang petani, kejadian seperti ini sudah berlangsung selama tiga musim Dan musim ini yang terparah. Sebab bibit padi yang baru ditanam dua hari kemudian langsung mati mendadak. Padahal pengairan di sawah cukup. "Bibit padi baru dua hari ditanam bisa mati. Padahal pengairan sawah sudah mencukupi,” ujarnya.

Manurung juga mengaku tak mengetahui pasti penyebab rusaknya tanaman padi tersebut. Selain itu,lanjut Manurung, akibat kejadian ini, para petani didaerah ini merugi. Karena biaya yang dikeluarkan cukup besar, mengelola sawah per hektar mencapai Rp10 juta. Sementara hasilnya tidak ada. "Kami bingung mau berbuat apa, supaya padi kami bisa bertahan hidup sampai musim panen,"  papar Manurung, seraya meminta pemerintah segera bertindak. Mengingat daerah tersebut salah satu lumbung padi di Kabupaten Asahan.

Ketua kelompok tani setempat, J Siallagan (40), mengaku sudah pernah menyampaikan keluhan petani itu ke pemerintah setempat. Bahkan dalam Musrenbang, permasalahan ini sudah dibahas. Tetapi sampai sekarang belum juga ada tindakan.

Bahkan, lanjutnya, Pemkab Asahan melalui dinas terkait sudah membawa sampel tanah untuk dicek di laboratorium. Tetapi hasilnya belum ada disampaikan. Dan selama ini, kunjungan tersebut terkesan hanya datang mengecek tanpa ada solusi. "Terkesan tidak serius menanggapinya," katanya.

Untuk itu, mereka minta Pemkab Asahan segera memperhatikan nasib petani yang sudah merugi tiap musim. Bahkan kebutuhan ekonomi sudah terancam, mengingat bertani padi merupakan sumber mata pencaharian satu-satunya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar