PREDIKAT Pelabuhan Nomor 3 terbesar di Indonesia, rasanya sangat tidak pantas
disandang Pelabuhan Internasional Belawan, Pelabuhan Indonesia (Pelindo)
I.
Sebab, jalan maupun parit (drainase) kini kondisinya semrawut. Jalan penuh lubang dan drainase yang dibongkar di sana sini, membuat wajah pelabuhan internasional Belawan semakin memprihatinkan. Keadaan ini membuat truk-truk maupun kontainer kesulitan untuk melintas dan sangat membahayakan pengemudi maupun pekerja yang tengah melintas.
Semrawutnya kondisi Pelabuhan Belawan ini akibat pembangunan yang dinilai asal-asalan, tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan. Selain jalan yang dipenuhi lubang tertutup air, abu jalan yang berasal dari sisa pembongkaran muatan kapal, juga beterbangan menutupi areal pelabuhan Belawan.
Seperti pantauan di lokasi, Jumat (9/6) siang, pintu utama yang biasanya digunakan dua jalur, kini hanya dioperasikan satu jalur. para pengemudi yang biasanya menggunakan pintu ini terpaksa keluar dari pintu yang berada di kawasan Gabion.
Di pintu ini, kondisinya hampir sama dengan pintu utama. Pintu ini masih menggunakan 2 jalur, yaitu jalur keluar dan masuk ke pelabuhan. Kondisi jalan di pintu ini juga sangat membahayakan para pengemudi. Mereka wajib ekstra hati-hati mengemudikan kendarannya. Sebab, di badan jalan, lubang yang memiliki kedalaman 40 hingga 60 cm siap menanti pengemudi yang lengah.
Sementara, di pinggir jalan, korekan parit sedalam 1 meter lebih terlihat mengangga dipenuhi air pasang. Di atas sisa galian parit, beberapa tiang listrik tergolek serta pembatas-pembatas jalan yang tidak terusrus. Tiang listrik yang digunakan sebagai penerang saat malam hari sengaja dibongkar dan diletakkan begitu saja. Sedangkan kabel listrik hanya disanggah kayu sementara di bawahnya korekan parit yang dipenuhi air.
Para pengemudi hanya mengandalkan lampu penerangan dari kendaraanya untuk menerangi jalan. Banyak dari tiang lampu yang ditumbangkan, namun tidak dibarengi dengan penerangan alternatif. Bila malam tiba, suasana Pelabuhan Belawan yang dulunya terang, kini berubah gelap gulita yang menunggu maut. Begitu pula dengan paving blok yang menutupi badan jalan, dibongkar dan diletakkan di berbagai tempat. Padahal sebagaimana diketahui, paving blok ini digunakan sebagai resapan air.
"Paving blok itu belum lama dipasang bang, setelah dibongkar diletakkan begitu saja. Udahlah jalan berabu, lubang-lubang di jalan digenangi air pula. Jadi tak tau mana jalan mana lubang," sebut Hendra (30), salah seorang pekerja pelabuhan.
Lebih lanjut Hendra menerangkan, abu dari sisa pembongkaran kapal memenuhi areal pelabuhan. "Disini banyak kali abunya bang, pekerja banyak yang tidak pake masker. Pokoknya saat ini bekerja di pelabuhan harus ekstra hati-hati," ujar Hendra diamini rekan-rekannya yang saat itu sedang beristirahat.
Keadaan ini terjadi karena pihak PT Pelindo tidak pernah mengecek kondisi pelabuhan yang semakin jorok dan semrawut. Dengan kondisi seperti ini, sungguh tidak cocok predikat pelabuhan nomor 3 terbesar di Indonesia yang disandang Pelindo I.
Akibat jalan yang sangat buruk, supir-supir menjadi kesusahan untuk keluar masuknya barang. "Kami payah mau keluar masuk truk bang, karena jalannya kayak gini dan banyak pembatas jalan yang diletakan begitu saja, besi bulat itu juga terbengkalai," ucap Udin, supir truk.
Terpisah, Humas Pelindo I saat dikonfirmasi M24, melalui telponnya tidak mengangkatnya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar